Kelangkaan Minyak Goreng

March 22, 2022

Oleh: Febri Subagyo – Andi Misna Masnur – Hj. Fahria – Misrani

Dampak minyak goreng bagi masyarakat golongan menengah ke bawah kelangkaan minyak goreng dipasaran dan minimnya ketersediaan yang disebabkan adanya perubahan kebijakan yang cepat. Perubahan kebijakan dari pemerintah membuat pelaku industri dari hulu ke hilir butuh waktu untuk merespon. Waspada minyak goreng oplosan karena dicabutnya izin subsidi pemerintah sebelum dicabut harga eceran tertinggi minyak goreng seharga Rp. 11.500 per liternya namun sekarang harga hampir menyentuh Rp. 25.000 per liter di berbagai daerah sehingga masyarakat sampai rela mengantri berjam-jam demi mendapatkan minyak goreng yang murah. Kepada pihak yang terkait agar bisa masuk langsung ke lapangan melihat harga minyak yang begitu mahal dan minyak goreng yang ditimbun sehingga masyarakat se-Kabupaten Paser tidak mengantri lagi.


Belajar Online? Kendala Guru Dalam Belajar Online

March 22, 2022

oleh: Zainal Muttaqin – Auliah Rahman – Kartini – Asmiah

Pandemi covid 19 di  Indonesia belum juga berakhir pada nongkrong yang masih terjadi ancaman masyarakat membuat pemerintah setempat kembali mengambil keputusan agar seluruh sekolah dari tingkat TK sampai SMP se-Kabupaten Paser untuk melaksanakan pembelajaran daring online dianggap paling efektif untuk menghindari penyebaran Covid19 di lingkungan sekolah tentunya tidak menjadi hal yang mudah  dan ada tantangan tersendiri bagi guru dalam beradaptasi pada pelajaran tentang sistem onlain. 

Dari pernyataan menteri pendidikan pengajaran juga masih terdampak secara negatif secara substansial “Ya kita harus jujur bahwa proses adaptasi ke online learning sangat sulit”.  Nadiem menegaskan pernyataan tersebut dalam acara diskusi Academy Educreator diteleconference Kemendikbud Juni 2020. Yang telah saya wawancarai khususnya di SDN 002 batu sopang kendala yang mereka hadapi yaitu kurangnya minat siswa yang disebabkan banyak siswa yang tidak mengikuti handphone, ada sebagian siswa yang sudah memiliki handphone tetapi tidak memiliki kuota.

Guru sudah cukup berusaha melakukan sosialisasi pada orang tua siswa agar orang tua siswa dalam mendukung proses pembelajaran meskipun pelajaran lain masih penuh dengan keterbatasan selain segala di atas. Sebenarnya masih banyak cara lain di daerah lain yang dalam melaksanakan belajar online tergantung dari lingkungan masing-masing. Namun demikian meskipun kita menyadari banyak kendala dalam pembelajaran online kita tetap berusaha dan berdoa agar cepat berakhir.


Klasifikasi Media Pembelajaran

March 14, 2022

Klasifikasi berdasarkan Bentuk dan ciri fisik media pembelajaran

Yang dikemukakan oleh Setyosari & Sihkabuden (2005)
a. Media pembelajaran dua dimensi yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuranpanjang kali lebar saja serta hanya diamati dari satu arah pandangan saja. Misalnyapeta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
b. Media pembelajaran tiga dimensi yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi danmempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arahpandang mana saja. misalnya meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan sebagainya.
c. Media pandang diam
yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatangyang dapat diproyeksikan.
Media pandang gerak yaitu media yang menggunakan merdia proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan video tape recorder termasuk mediapandang gerak yang disajikan melalui layar (screen) di komputer atau layar lainnya

Klasifikasi berdasarkan pesepsi indera
Menurut Sulaiman penggolongan media pembelajaran sebagai berikut :
a. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette TapeRecorder, dan Radio.
b. Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.
c. Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatuunit media. Misalnya film bersuara dan televisi.
d. Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual kedalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
e. Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidakada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi

f. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapitidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewritingdan recorded telewriting.

Menurut Pengalaman yang diperoleh
Thomas secara sederhana menggolongkan media pembelajaran ke dalam tiga jenjang pengalaman, yaitu sebagai berikut.

a. Pengalaman langsung (the real life experiences)
Berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (firs hands experiences) maupun mengamati kejadian atau objek sebenarnya.

b. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)
Berupa tiruan atau model dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruandari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagai rekaman atau objekatau kejadian.

c. Pengalaman dari kata-kata (words only )
Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching” mengklasifikasi mediapembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang belajar.Dalam kerucut pengalaman Dale ini jenjang pengalaman disusun secara urut menuruttingkat kekongkritan dan keabstrakkannya.Pengalaman yang paling kongkrit diletakkanpada dasar kerucut dan semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakin abstrak. Berikut kerucut pengalaman dale :

Menurut Penggunaannya
Menurut Gerlach dan Ely sebagai berikut :
a. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual.Misalnya laboratorium bahasa, IPA, IPS serat laboratorium Pusat Sumber Belajar.
b. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (misal film dan slides)
c. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal
misalnya televisi


“pemanfaatan  aplikasi Google Meet Pada masa  pandemi     covid-19 “

March 12, 2022

Pada masa pandemi, banyak menimbulkan permasalahan salah satunya adalah proses  pembelajaran di sekolah ditiadakan, sehingga proses pembelajaran Dilakukan secara daring. 

 pada awalnya proses pembelajaran daring dilakukan dengan cara Ra mengirim Tugas atau materi melalui WhatsApp tanpa adanya penjelasan atau interaksi  antara guru dan siswa sehingga siswa kurang memahami   isi materi Atau pembelajaran yang diberikan.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut guru menggunakan inovasi baru yang mendukung guru dan siswa bisa berinteraksi secara baik dengan menggunakan aplikasi Google Meet.

 dalam pembelajaran menggunakan perantara aplikasi Google Meet ,Aplikasi ini sangat mendukung pembelajaran daring dengan menyajikan video dan suara ketika   interaksi antara guru dan murid, dengan harapan pembelajaran dapat tercapai. 


DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PEMBELAJARAN ONLINE TERHADAP HUBUNGAN ANTAR GURU, SISWA, DAN ORANG TUA

March 12, 2022

OLEH : RUSMINI, S.Pd. , NUR ALIFAH, S.Pd. , SUHENDRA, S.Pd. ,SHARITA, S.Pd. , NI NYOMAN SRI, S.Pd.

Pendidikan merupakan hal utama dalam mencerdaskan generasi bangsa Indonesia. Karena sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang berbunyi”untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”. Namun di awal tahun 2020 terjadi pandemi covid-19 yang mengakibatkan pembelajaran di sekolah terbatas. Adapun perubahan pembelajaran di sekolah yang awalnya tatap muka, menjadi pembelajaran daring sehingga menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap hubungan antar guru, siswa, dan orang tua.

Dampak positif dan negatif dari pembelajaran online terhadap hubungan antar guru, siswa, dan orang tua diantaranya;

Dampak positif

  1. orang tua lebih dekat bersama anak.
  2. orang tua lebih memahami kelebihan dan kekurangan anak.
  3. siswa dan guru lebih memahami penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

Dampak negatif

  1. Tidak semua orang tua memiliki hp android.
  2. kurangnya akses jaringan internet
  3. terjadi kekerasan kepada anak karena orang tua tidak sabar dalam mengajar anak.
  4. sering terjadi kesalahpahaman antara orang tua dan guru.
  5. ketika pembelajaran menggunakan aplikasi google meet sedang berlangsung, siswa mudah jenuh karena pembelajaran terasa membosankan di bandingkan tatap muka.

Itulah beberapa dampak positif dan negatif dari pembelajaran online terhadap hubungan antara guru, siswa dan orang tua. semoga covid-19 cepat berakhir, sehingga pembelajaran di sekolah dapat dilaksanakan secara normal seperti keadaan sebelum terjadinya pandemi.


Sosialisasi Vaksinasi untuk anak umur 6 – 12 tahun di SD Inpres 18 Kabupaten Sorong

March 12, 2022

Oleh: Maani Tuarita, S.Pd., Eni Surani, S.Pd., Dalinem Metta Sari, S.Ag

SD Inpres 18 Kabupaten Sorong mengadakan sosialisasi tentang vaksinasi untuk usia 6 sampai 12 tahun kepada wali murid khususnya murid SD Inpres 18 Kabupaten Sorong agar orang tua siswa mengerti manfaat vaksin untuk kekebalan tubuh di masa pandemi seperti sekarang ini, karena pemahaman masyarakat khususnya orang tua siswa tentang vaksin itu sendiri beragam. 

Kurang lebih 50% Masyarakat khususnya orang tua siswa beranggapan bahwa vaksin itu kurang menguntungkan bagi kesehatan. Seiring berjalannya waktu dan kondisi masyarakat pada masa pandemi covid 19 yang belum stabil sepenuhnya, kami berupaya untuk meyakinkan orang tua siswa bahwa vaksin sangat berguna bagi tubuh dan menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah terpapar virus Corona. Sehingga banyak orang tua siswa yang sudah mulai memahami tentang pentingnya vaksin bagi kesehatan dan pada akhirnya banyak orang tua siswa yang setuju untuk anak mereka divaksin.


Pembelajaran Berbasis Lingkungan

March 9, 2022

Oleh: Guru SD Inpres Timika II, Kab. Mimika Papua.

Kegiatan Siswa Belajar dari Lingkungan

Kami adalah proses pembelajaran berbasis lingkungan lingkungan merupakan sumber daya alam yang bisa kita manfaatkan tempat tinggal makhluk hidup. Selain untuk tempat tinggal makhluk hidup lingkungan bisa kita manfaatkan untuk media pembelajaran anak-anak secara kontekstual, proses pembelajaran berbasis lingkungan ini mengarah kepada pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai tempat belajar, salah satu contohnya yaitu yang pertama seorang pendidik akan menyampaikan materi IPS yang berkaitan dengan tema interaksi lingkungan sosial. Guru menyampaikan materi terkait interaksi dan macam-macam interaksi interaksi guru menerapkan ke anak didik mengajak ke pasar melihat langsung interaksi antara penjual dan pembeli penguatan materinya yakni pembelajaran lingkungan pasar interaksi antara individu dengan kelompok.

Contoh guru dan siswa salah satu pengenalan pembelajaran interaksi lingkungan personal sekolahkemudian memanfaatkan pembelajaran lingkungan alam, mengikuti ketika seorang guru yang memberikan materi tentang berhitung menggunakan media yang ada di lingkungan sekitar sekolah seperti batu. Apabila seorang guru mengenalkan materi yang berkaitan dengan tumbuhan maka akan langsung mengajar anak didik kita untuk mengamati tumbuhan yang ada di depan atau di halaman sekolah langsung. Materi terkait lingkungan abiotik dan peserta didik dapat membedakan langsung dengan cara menunjukkan contoh benda-benda yang ada di sekitar sekolah secara konkrit.

Ada bahasa yang mudah dipahami karena kebetulan lingkungan sekolah letaknya berada di tengah kota yang dekat dengan pasar akhirnya kami mengambil karya tulis ilmiah yakni pembelajaran berbasis lingkungan ada yang perlu kita kenalkan secara konseptual dari pembelajaran lingkungan secara personal ke lingkungan pasar karena di situ ada interaksi antara penjual dan kebersihan lingkungan antara lingkungan sekolah. Sekolah yaitu interaksi antara guru dan anak didiknya sudah sudah secara konseptual guru itu satu individu dan anak-anaknya kelompok. Guru menyampaikan materi anak-anak langsung mengambil contoh yang ada di sekitar sekolah, contoh lingkungan abiotik, jenis tanah muda dan sebagainya jadi anak-anak bisa langsung praktek teknik menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.


Program Pengembangan Sekolah Penggerak Generasi Trakindo di SD Inpres Timika II

March 9, 2022

Kegiatan lokakarya Generasi Trakindo atau singkatan dari Gerakan Transformasi Edukasi Trakindo dilakukan di SD Inpres Timika II pada tanggal 8-9 Maret 2022. Peserta yang mengikuti kegitan sebanyak 20 orang guru dengan 1 kepala sekolah. Materi yang diberikan pada pelatihan tahap 2 ini adalah mereview kemajuan sekolah setelah pelatihan tahap 1 pada bulan oktober tahun 2021. Setelah itu materi pembuatan APM (alat peraga murah) dengan memberikan pemahaman dan tentang ap aitu APM dan kriteria APM yang baik. Peserta merancang APM dengan berbagai alat dan bahan yang sudah disediakan. Setiap kelompok membuat massing-masing APM nya sesuai dengan jenjang kelas dan materi yang disepakati kelompok. Ada yang membuat pohon penjumlahan, ada yang membuat mengenal angota tubuh, dan beberapa jenis APM lain yang dapat digunakan oleh siswa untuk memahami  satu materi tertentu.

Materi selanjutnya adalah membuat tulisan populer, dimulai dengan mulai dengan berpasangan saling mengamati dan menuliskan deskripsi hasil pengamatan.  Kegiatan kedua dengan menuliskan praktik baik yang pernah dilakukan saat mengajar dengan mengacu pada standar menulis 5w+1H (Apa, Mengapa, Kenapa, Siapa, Kapan, Bagaimana) ditambahn dampak yang dihasilkan dan saran yang diberikan. Setelah itu secara berkelompok merencanakan arikel ilmiah populer secara bebas memilih topik tulisan berkaitan dengan kondisi terkini dan yang populer. Peserta berdiskusi secara berkolompok untuk menentukan topik yang akan dibahas dengan mencari berbagai referensi dari berbagai sumber di internet. Kegiatan pelatihan berjalan lancer selama 2 hari dan peserta sangat antusias mengikuti kegiatan dari jam 08.00-15.00 WIT. Kegiatan yang dilakukan oleh PT. Trakindo Utama ini meninkatkan kemampuan kapasitas guru dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga kegiatan ini membantu guru dalam beradaptasi dengan kurikulum yang sedang berjalan dari kurikulum 13 ke kurikulum Merdeka. Pada tahap 1 sebelumnya guru dibekali dengan materi meninjau ulang Visi Misi Sekolah, Pembelajaran Berbasis Tantangan/Challenge Base Learning (CBL), dan Menggunakan Padlet untuk kolaborasi secara online. Dimana fokusnya menitik beratkan pada pendekatan proyek dengan CBL.